Rabu, 18 September 2013

JALAN RAYA PADAKEMBANG HANCUR WARGA DIAM PEMERINTAH "BUTA DAN TULI"

Photo: Poster Penolakan Warga Masyarakat Cisayong terhadap Truck pengangkut Pasir Galunggung .(Doc:SMJ)
Photo: Bukti bila Hujan Mengguyur Daerah Kecamatan Padakembang "maka jalan berubah jadi lautan lumpur".(Doc:SMJ)
Photo: Ratusan Truck Pengangkut Pasir tiap Hari melewati Jalan itu dengan Tonase di Atas rata-rata.(Doc:SMJ)
Padakembang,Kabupaten Tasikmalaya: SMJ,
Jalan yang membentang dari Wilayah Cipasung (Singaparna) sampai Wilayah Kecamatan Cisayong yang terkenal dengan Jalan Cising , kini bagai "Lautan Lumpur" bila Hujan mengguyur di Wilayah Jalan Raya Kecamatan Padakembang,yang jadi penyebabnya tidak lain adalah Pengangkutan Pasir Galunggung yang taip harinya terus "Menggerus" melewati Jalur jalan yang di Maksud.
Telah Ratusan "Tulisan" Media dari berbagai Media cetak,Online, dan Penayangan di berbagai Media Elektronik (TV Swasta Lokal,Nasional) dan berbagai Upaya penyampaian Kritik,saran dari berbagai lapisan Msyarakat untuk pemerintah Pusat dan Daerah , namun Hasilnya "Nihil" dan sikap Pemerintah Pemkab Tasikmalaya pada Khususnya seakan "Tidak Melihat dan tidak mendengar" Keluh -Kesah Warga Msyarakat , sepanjang jalan itu.
Salah seorang pemilik Warung Kopi di pinggir Jalan Raya Padakembang-Singaparna Atik mengumpat "Ah,,saya telah Bosan mendengar keluh kesah Warga daerah ini tentang Jalan yang semakin hancur , coba saja bayangkan , bila Hujan tanggung mengguyur Daerah sini maka jalan raya ini akan berubah jadi "Leutak" (Lumpur Pasir) dan jangan harap bawa kendaraan ke Daerah ini bisa bersih pasti kendaraan Roda empat dan Roda Dua bila hujan mengguyur Daearah sini kendaraan pada Kotor dan berdebu" Ucapnya.
Sebagai tukang Warung Kopi yang selalu "Stan By" di Tempatnya Atik-pun sering melihat kejadian Kecelakaan para pengguna jalan Padakembang "Bosan lihat yang celaka terjerembab mah,,kadang ada yang tabrakan di karenakan Pijakan Jalan kalau panas jadi licin karena Pasir kering bisa menyebabkan Rem Kendaraan jadi tidak berfungsi secara baik "lanjutnya.
Truck-pengangkut pasir yang melebihi Tonase yang di haruskan terus menggerus , jalan dan tidak bisa di hentikan .
Para Kepala Desa di Kecamatan Padakembang semkpat menyiapkan "Nota Protess" ke Pihak Pengusaha Pasir Galunggung , namun sia-sialah "Para Kuwu" nyerah setelah mendengar penjelasan (Alasan Pemkab dan Dinas Intansi terkait) tentang jalan itu.
Bila di lihat secara cermat , alangkah susahnya menghentikan Aktifitas Truck Pengangkut Pasir Galunggung yang telah Puluhan Tahun "Menggali' Pasir Berkah Tuhan itu dari Mulai meletusnya Gunung Galunggung (1982-Sampai Sekarang).

MUNCUL GERAKAN ANTI PENGANGKUTAN PASIR .

Protes-pun terus berlanjut, setelah pada Awal Tahun 2013 ini Warga sempat berdemo "Besar-besaran" ke gedung Setda (Pemkab setempat), namun kentaaannya Pemerintah "Membuta-Tulikan" Pandangan dan Hatinya , dan tidak serta merta secepatnya "Bertindak" lebih jauh.
Salah Seorang Warga yang Namanya tidak mau di Tulis berkomentar" Mungkin Konlomerat Pasir Galunggung banyak ngasih "Duit" kepada Penguasa Pemkab Tasikmalaya " Celotehnya.
Waktu berlanjut , dan keinginan Warga tidak di Kabulkan oleh Pemkab Tasikmalaya untuk menutup Galian Pasir Galunggung.
Kini muncul lagi Protes Warga Kecamatan Cisayong (jalur yang sama) dengan memasang Spanduk Besar di perempatan Perbatasan Cisayong-Cibodas dengan Tulisan yang terlihat jelas menggunakan Pylok (Cat Semprot) Warna Merah dengan tulisan "Bak Pendemo" Warga Cisayong Tolak pengangkut Pasir " Tulisan itu sempat ja terlihat beberapa pengendara yang melintas Daerah tersebut.(Rizal)
         

KETUA APDESI PAGERAGEUNG:"DUALISME PENDAPAT TENTANG REFERENDUM TASIK UTARA"

Photo:Ketua Apdesi Kecamatan Pagerageung Apar Suparman.(Doc:SMJ)
Pagerageung,Kabupaten Tasikmalaya: SMJ ,
Issue tentang "Referendum Tasik Utara" yang terdengar santer di Kalangan Warga sekitar daerah yang di Klaim akan memisahkan Diri dari Wilayah Kabupaten Tasikmalaya, kini semakin memudar , dan hal tersebut sempat di tepis oleh beberapa Orang Kepala Desa di Wilayah tersebut.
Seperti terdengar kabar pada Awal Tahun 2013 yang lalu Wilayah itu akan "Mencoba" menjajagi pengajuan "Pemisahan Diri dari Kabupaten Induknya di Singaparna", namun hal tersebut sempat jadi Dualisme Pendapat (Pro-Kontra) di antara Para Kepala Desa yang ada di Wilayah Kecamatan Ciawi dan Kecamatan Pagerageung , salah seorang Kepengurusan Apdesi (Asosiasi Para Kepala Desa) Pagerageung yang tidak ingin Namanya di tulis menyampaikan pendapatnya " Mungkin hal ini mengemuka tentang sikap Para pengusung Referendum tersebut, karena melihat ketidak berdayaan Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya tentang Realisasi Dana-dana Bantuan yang di terima oleh Pemerintahan Desa di Wilayah Tasik Utara ini, menurut hemat kami , pemisahan diri (Pemerintahan) dari Kabupaten Induk itu mungkin untuk saat ini belum tepat, dan masih memerlukan Waktu , karena berbagai Alasan seperti belum tersedianya Gedung-Gedung pelayanan yang lebih resperentatif guna menunjang pelayanan Publik seperti Gedung Rumah Sakit dan lain-lainnya , dan kami-pun kadang-kadang berfikir tentang hal tersebut, dan kami sebagai Kepala Desa di Wilayah Tasik Utara bukan tidak setuju tapi kita mesti "Ngukur ka Kujur",!!,Ucapnya.
Pemaparan yang luas tentang hal tersebut perlu di sadari oleh berbagai pihak yang berkepentingan , pada kenyataannya Pembentukan Tasik Utara itu perlu di cermati lebih jauh lagi , karena bila hal tersebut cuma jadi hiasan "Politik semata" dan bisa membingungkan Warga Masyarakat.
Salah seorang pemerhati Tentang Referendum Tasik Utara Daudi menyatakan " Tasik utara yang di maksud adalah sebuah Wilayah besar dan menjanjikan, dengan berbagai Kriteria kekayaan yang di miliki oleh Daerah Tasik Utara , seperti Pengembangan berbagai Sector (Pertanian,perdagangan, Pariwisata,Dll-Red) memang Tasik Utara telah punya , tapi kesanggupan tersebut harus di lihat lebih cermat lagi , dan saya sebagai Pribadi berfikir logis saja, kalau seandainya Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya memaximalkan Berbagai Program Usungan plus Dananya yang tersedia untuk Tasik Utara khususnya maka Referendum itu , hanya akan jadi Isapan Jempol belaka " Ujarnya.
Pantau-an Media di lapangan , untuk berbagai Program yang belum tersentuh dari berbagai Bidang maka seharusnya Pemerintah Tasikmalaya memperhatikan "Keluh Kesah" Warga Tasik Utara terutama Infrastruktur Jalan yang masih memerlukan berbagai bantuan , terlihat (Ter-Pantau) Infrastruktur Jalan Pedesaan di Wilayah tersebut perlu perbaikan , dan salah sebuah Wilayah Pertabatasan di
Ujung Utara Kecamatan Pagerageung (Misalnya)tepatnya di wilayah Desa Guranteng ada Jalan Kampung yang belum sama sekali di bantu dari Dana apapun dari Pemerintah , khususnya pemerintah Kabupaten Tasikmalaya.(Rizal)